Jumat, 04 Mei 2012

MISTERI CANDI BOROBUDUR





Borobudur adalah satu dari candi Budha yang cukup besar di seluruh dunia. Terletak di Magelang, Jawa Tengah, candi ini ditemukan tahun 1814, pertama kali oleh Sir Thomas Stamford Raffles, Gubernur Inggris saat Indonesia masih dijajah oleh Inggris. Karena minimnya informasi sejarah tentang situs ini, Raffles tidak dapat memperkirakan waktu persisnya candi ini dibangun, tapi ia memperkirakan, candi ini dibangun sebelum abad ke-13 atau 14, karena saat itu Jawa sudah didominasi oleh agama Islam. Riset pengetahuan juga menunjukkan, abad ke-10, area sekitar Borobudur tiba-tiba mengering dengan misterius, menyebabkan pembangunan di sekitar area itusemuanya dihentikan. Dari ukiran di candi, Raffles memperkirakan candi ini dibangun sekitar abad ke-8 atau ke-9 pada masa kekuasaan Raja Syailendra. Sebelum ditemukan tahun 1814 itu, Borobudur terkubur di dalam tanah, diperkirakan tertimbun abu Gunung Merapi saat meletus tahun 1006.
Restorasi dan pembenahan ulang terhadap Borobudur selesai tahun 1835. Sayangnya pada tahun 1896, pemerintah Belanda mengambil ribuan batu peninggalan dari Borobudur, termasuk ukiran, relief, patung, dsb, untuk dihadiahkan pada King Siam yang saat itu berkunjung ke Hindia Belanda. Tahun 1907 Theodore Van Erp memmbuat perbaikan besar-besaran terhadap candi ini, meliputi pengembalian baru ke bentuk candi aslinya seperti yang bisa kita saksikan sekarang, sekitar 123meter lebarnya, 42 meter tingginya, dengan 10 lantai yang melambangkan 10 raja sebelum Syailendra. 6 lantai pertama berbentuk bujursangkar, 3 lantai berikutnya terdiri atas 72 stupa. Di puncak tertinggi ada stupa terbesar, diameter 9,9 meter dan tinggi 7 meter. Di sepanjang dindingnya, kita dapat melihat relief yang bercerita tentang kehidupan Buddha, terbagi menjadi 1640 frames dan 504 patung Buddha. Tahukah Anda, dipercaya bahwa Borobudur yang sekarang hanyalah 2/3 dari bagian candi yang seluruhnya, saat ini hanya digali 31,5 meter dari 42 meter total ketinggian candi. Kemanakah sisanya? Van Erp sengaja tidak menggali sisanya untuk menghindari perusakan, dipercaya bagian bawah candi berisi relief cerita yang berkisah tentang kesadisan dan seksualitas, sebagai cerita akan dosa-dosa manusia.
Perbaikan kembali dilanjutkan setelah Indonesia merdeka, yaitu diperbaiki tahun 1973 dan 1984. Tahun 1991, Borobudur dimasukkan daftar kekayaan dunia yang wajib dilestarikan oleh UNESCO.
Kalau kita lihat dari kejauhan, Borobudur akan tampak seperti susunan bangunan berundak atau semacam piramida dan sebuah stupa. Berbeda dengan piramida raksasa di Mesir dan Piramida Teotihuacan di Meksiko Candi Borobudur merupakan versi lain bangunan piramida. Piramida Borobudur berupa kepunden berundak yang tidak akan ditemukan di daerah dan negara manapun. Sedangkan ketika dilihat dari udara, bentuk Candi Borobudur mirip dengan teratai. Teratai memang salah satu dari simbol-simbol yang dipakai dalam penghormatan (puja) agama Buddha, melambangkan kesucian, mengingatkan umat Buddha untuk senantiasa menjaga pikiran dan hati tetap bersih meski berada di lingkungan yang ‘tidak bersih’ .
Tahun 1930-an W.O.J. Nieuwenkamp pernah memberikan khayalan ilmiah terhadap Candi Borobudur. Didukung penelitian geologi, Nieuwenkamp mengatakan bahwa Candi Borobudur bukannya dimaksud sebagai bangunan stupa melainkan sebagai bunga teratai yang mengapung di atas danau. Danau yang sekarang sudah kering sama sekali, dulu meliputi sebagian dari daerah dataran Kedu yang terhampar di sekitar bukit Borobudur. Foto udara daerah Kedu memang memberi kesan adanya danau yang amat luas di sekeliling Candi Borobudur.
Yang menarik dari Candi Borobudur adalah nama arsiteknya, yang bernama Gunadharma. Tapi siapakah Gunadharma?

Tidak ada catatan sejarah mengenai tokoh bernama Gunadharma ini. Diperkirakan Gunadharma merupakan simbol dari nama seseorang yang punya intelektual luar biasa. Bahan dasar penyusun Candi Borobudur adalah batuan yang mencapai ribuan meter kubik jumlahnya. Sebuah batu beratnya ratusan kilogram. Hebatnya, untuk merekatkan batu tidak digunakan semen. Antarbatu hanya saling dikaitkan, yakni batu atas-bawah, kiri-kanan, dan belakang-depan. Bila dilihat dari udara, maka bentuk Candi Borobudur dan arca-arcanya relatif simetris. Kehebatan lain, di dekat Candi Borobudur terdapat Candi Mendut dan Candi Pawon. Ternyata Borobudur, Mendut, dan Pawon jika ditarik garis khayat, berada dalam satu garis lurus.
Maka tidak heran ada legenda yang mengatakan orang zaman dulu menguasai ilmu sihir sehingga bisa terbang melayang di angkasa. Termasuk si Gunadharma ini ?

0 komentar:

Posting Komentar