Kamis, 20 September 2012

Efek Perubahan Iklim, Sepertiga Spesies Punah Hingga 2050



Perubahan iklim
 dibumi (salah satu efek Pemanasan Global) menyebabkan kepunahan makhluk hidup, lebih dari sepertiga spesies yang hidup saat ini, jika manusia gagal untuk mempertahankan interaksi antar spesies.
Penelitian yang dilakukan Phoebe L. Zarnetske, David K. Skelly, dan Mark C. Urban, dari Yale School of Forestry & Environmental Studies, menyebutkan efek perubahan iklim global yang mengurangi jumlah spesies dalam jumlah besar beberapa tahun mendatang. Jurnal ini dirilis Yale University melalui situs Science Magazine ‘Biotic Multipliers of Climate Change Effects‘, 22 Juni 2012.

Prediksi Spesies Terhadap Efek Perubahan Iklim

Saat ini sebagian besar model memprediksikan efek terhadap spesies makhluk hidup di bumi pada perubahan iklim secara terpisah, dan hanya fokus pada pengendalian iklim dan lingkungan. Spesies ini berinteraksi satu sama lain dengan cara yang sangat mempengaruhi kelangsungan hidup mereka. Kompleksitas ‘jaringan interaksi antar spesies’ akan menghambat masuknya spesies ini kedalam model yang memprediksikan dampak perubahan iklim.
Dengan menggunakan sampel satu spesies, peneliti telah memperkirakan bahwa 15 persen hingga 37 persen spesies yang ada akan menghadapi kepunahan pada tahun 2050. Nilai yang cukup besar, dengan kata lain; lebih dari sepertiga sepesies di bumi diperkirakan akan mengalami pemusnahan sebelum tahun 2050.
Penelitian ini menunjukkan bahwa predator dan herbivora memiliki efek yang sangat kuat terhadap spesies lainnya. Dalam perubahan iklim, spesies ini berperan sebagai Pengganda Biotik yang bisa meningkatkan resiko kepunahan dan mengubah rentang spesies lain di jaringan rantai makanan. Dalam perubahan iklim saat ini, kemungkinan akan memiliki efek yang kuat pada konsumen atas (predator, mungkin juga berlaku pada spesies manusia), akibatnya efek ini dapat mengganggu keseluruhan jaringan rantai makanan. Menggandakan risiko kepunahan ditahun-tahun beriukutnya.

Model Spesies Yang Terpengaruh Perubahan Iklim

Makalah ini fokus pada ‘pengganda biotik’ dan interaksi antar spesies yang merupakan salah satu cara yang menjanjikan untuk meningkatkan prediksi dampak perubahan iklim. Beberapa model yang menjadi bahan studi mereka antara lain:
  • Isle Royale, sebuah pulau di Danau Superior, suhu musim dingin naik dan wabah penyakit disebabkan populasi serigala yang menurun dan jumlah rusa melonjak, menyebabkan penurunan pohon balsam (spesies cemara).
  • Studi intertidal (daerah pasang surut berkarang) di daerah Pantai Pasifik Amerika Utara, menunjukkan suhu tinggi yang akan mengubah rentang spesies kerang dan interaksi spesies ini dengan bintang laut (predator utama kerang), sehingga keanekaragaman spesies menjadi lebih rendah.
  • Di Kutub Utara Greenland, studi menunjukkan bahwa tanpa Caribou dan Muskoxen (sejenis kambing/domba yang hidup di kutub utara) sebagai herbivora atas, suhu yang lebih tinggi dapat menurunkan keanekaragaman tanaman tundra dan (nantinya) akan mempengaruhi spesies lain yang bergantung pada herbivora dan tanaman ini.
Muskoxen, perubahan iklim
Muskoxen, Kutub Utara Greenland / Credit: Eurek Alert
Interaksi antar spesies diperlukan untuk mempertahankan kehidupan di Bumi. Para peneliti mengandalkan perikanan, kayu, pertanian, kedokteran dan berbagai ekosistem lainnya yang dihasilkan dari interaksi spesies yang utuh. Manusia telah mengubah interaksi spesies, dan perubahan iklim diprediksi akan mengubah spesies selanjutnya. Model ini sangat penting dalam keputusan mendatang yang melindungi keanekaragaman hayati.
Model beberapa spesies yang diuraikan diatas, menurut penelitian ini akan memungkinkan pelacakan Pengganda Biotik dengan cara mengikuti bagaimana perubahan perkembangan spesies tersebut, seperti predator atas yang mengubah komposisi komunitas spesies.
Mengumpulkan jenis data keanekaragaman hayati tidak akan mudah, tetapi data tersebut dapat memberikan informasi untuk memprediksi dan ‘mungkin’ akan menghindari beberapa efek negatif perubahan iklim global terhadap keanekaragaman hayati.

0 komentar:

Posting Komentar